Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Seorang dokter Palestina, Muhamamd Mun'im menilai masuknya terbatas ponsel iPhone 17 ke Gaza merupakan bagian dari perang psikologis rezim Zionis, di tengah kelangkaan parah bahan pangan, obat-obatan, bahan bakar, dan perlengkapan tempat tinggal.
Ia menjelaskan bahwa sejak dimulainya gencatan senjata pada Oktober lalu, pelanggaran Israel masih menewaskan ratusan warga Gaza. Di sisi lain, hujan deras dan banjir memperparah penderitaan pengungsi, sementara: Semen dan bahan bangunan nyaris dilarang masuk, gas memasak langka dan dijual hingga USD 30 per kilogram, solar untuk generator masuk sangat terbatas dan ekitar 84 persen kebutuhan obat-obatan tidak terpenuhi, termasuk vaksin anak.
Menurutnya, hanya segelintir kecil orang—kurang dari 0,1 persen populasi Gaza—yang terlihat membeli ponsel baru dan memamerkannya di media sosial. Gambar-gambar itu sengaja dibesar-besarkan untuk menciptakan ilusi kesejahteraan palsu, seolah-olah krisis kemanusiaan tidak separah kenyataannya.
Ia menegaskan bahwa Israel dengan sengaja mempermudah masuknya barang elektronik, namun secara bersamaan menghalangi kebutuhan pokok rakyat, guna: Mengaburkan penderitaan mayoritas warga, memecah psikologis masyarakat, san melemahkan solidaritas global terhadap Gaza.
Sejumlah analis juga memperingatkan bahwa ponsel-ponsel tersebut bisa menjadi alat pengawasan bahkan ancaman keamanan, mengingat pengalaman serupa sebelumnya di Lebanon.
Your Comment